Monday, June 13, 2011

ANALGESIK ANTIPIRETIK




Dalam golongan ini termasuk obat penghilang nyeri sedang atau nyeri ringan, penurun suhu demam, dan beberapa diantaranya berefek anti inflamasi.

Rasa sakit dan nyeri merupakan kondisi dan pengalaman sensoris dan emosi tidak mengenakkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sedang terjadi ataupun yang berpotensi dapat terjadi. Perasaan sakit bukanlah penyakit namun merupakan suatu perasaan subjektif yang memberi tanda bahwa ada ya

ng salah dalam tubuh seseorang.

Dugaan kerja aspirin (asam asetisalisilat) dan parasetamol (asetaminoren)

terhadap nyeri adalah efek perifer, sedangkan efek antipiretik diperkirakan pada hipotalamus (pusat pengaturan suhu tubuh). Efek anti inflamasi obat analgesik-antipiretik juga bersifat perifer dan diduga berdasarkan penghambatansintesis prostaglandin. Prostaglandin dapat mengurangi nyeri, juga menaikkan suhu tubuh, diduga efek antipiretik obat ini juga menghambat sintesis prostaglandin pada hipotalamus, vasodilatasi perifer meningkatkan peredaran darah dan keringat, sehingga panas hilang.

Dari peneitian disimpulkan bahwa dismenore diakibatkan meningkatnya produksi prostaglandin pada endometrium. Penghambat sintesis prostaglandin berkhasiat pada dismenore, sedang yang kurang menghambat sintesis seperti parasetamol menjadi kurang efektif.

Analgesik secara umum, efektif menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan lain-lain terutama pada nyeri integumen. Nyeri ringan dan sedang pada pasca persalinan dan pasca bedah, dismenore dan beberapa nyeri pada daerah visera responsive juga terdapat obat ini. Golongan obat ini tidak berguna untuk nyeri hebat; kadang-kadang dosis besar pada beberapa penderita bias efektif. Golongan obat ini terpilih untuk mengatasi demam.

Pilihan analgesic tergantung dari efektivitas dan keamanan bagi penderita, efek samping, sediaan, dan juga respon yang terjadi pada pasien. Yang paling banyak digunakan dari golongan ini adalah aspirin dan parasetamol. Efek analgesic dan antipiretiknya sebanding tetapi perbedaannya pada efek farmakologi dan efek samping dimana yang satu lebih disukai daripada yang lain. Asam meffenamat tidak lebih efektifdaripada aspirin atau analgesic lainnya, sedang efek sampingnya lebih serius.

Indometasin, fenilbutazon dan oksifenbutazon berefek analgesic dan antipiretik, tetapi tidak digunakan sebagai analgesic umuum karena keamanannya yang lebih sempit daripada parasetamol dan asetosal.

Mengenai dipiron tidak terdapat bukti kuat bahwa obat ini lebih kuat daripada efek anakgesiknya daripada parasetamol dan asetosal.

No comments:

Post a Comment