Monday, June 13, 2011

ANTI EPILEPSI – ANTIKONVULSI

Konvulsi adalah manifestasi gangguan local atau umum pada otak. Epilepsy ini dapat terjadi karena adanya cacat bawaan, penyakit degeneratif, trauma SSP, anoksia, demam, gangguan metabolik, epilepsi, anafilaksasi, neo plasma, penyakit serebrovaskuler, keracunan dan gejala putus alkohol atau obat lain.

Penyakit yang melandasi konvulsi mungkin tidak dapat disembuhkan tetapi konvulsi selalu dapat dikendalikan. Sesekali konvulsi sukar dikendalikan sehingga diperlukan tindakan khusus yaitu memberikan anestesi umum.

Epilepsi ialah gangguan konvulsi kronik: yang paling umum ditemukan ditandai dengan serangan berulang gejala yang disertai konvulsi dan hilangnya kesadaran, yang sering dikenal sebagai tipe grand mal. Serangan berulang penurunan kesadaran, sesaat (beberapa detik) disebut tipe petit mal, juga dikenal tipe lain, misalnya tipe fokal-temporal yang memperlihatkan gejala kejang fokal.

Pemilihan obat terutama didasarkan pada tipe serangan dan bukan karena berdasarkan etiologi penyakit; pertimbangan lain adalah umur dari pasien/ penderita, dan bagaimana respon terhadap pengobatan yang diberikan terdahulu dan efek samping obat.

Fenitoin dan karbamazepin merupakan obat yang mengatasi epilepsi tipe grand mal. Karbamazepin dan fenitoin hampir tidak menimbulkan efek sedasi.

Fenobarbital selain lebih disukai pada anak-anak sebagai alternatif fenitoin yang efek sampingnya lebih berat, juga dapat ditambahkan pada regimen fenitoin yang belum dapat mengendalikan konvulsi.

No comments:

Post a Comment